Ada puisi tentang
mentari, memakna hari dengan mencintai bumi. Tidak pernah datang padanya,
sekalipun. Bahkan ketika ia sedang menari di atas awan sekalipun.
Dia mencakar langit, dia
berteriak pada langit, marah kenapa letaknya begitu jauh dari bumi. Ia mencintai
langit –tapi lebih mencintai bumi.
Dia juga geram pada
malam, yang datang dengan temaram. Ia tak suka di pandang, lebam hati nya
muram. Ia marah pada langit, ia mencintai langit –tapi lebih mencintai bumi.
Lalu suatu hari dia
beranikan mendekat pada bumi, sedikit demi sedikit. Tapi sedikit itu bermakna
banyak. Bumi terbakar, kutub-kutub kebaikannya meleleh. Banyak pulau amalnya
tenggelam. Lalu mentari menatap ke langit.
Mentari penuh tanya dan
iba. Kenapa mendekat pada kekasihnya menjadi papa. Bumi itu terbakar jika aku
dekati, padahal bumi itu satu-satunya yang aku cintai. Lalu langit menjawab,
lalu mentari mengerti.
“Mentari begitu mencintai
bumi, menyinarinya setiap hari. Tapi mentari sadar, mendekat pada sang kekasih
menyebabkan binasa”
0 comments:
Post a Comment
Bagaimana Menurut mu? :)