Senja di Pendopo..

saat ini aku sedang berdiri di parkiran depan pendopo itu, merintik menatap hujan yang gemericik, aku lihat betapa senja tak berdaya di tutup petang lebih awal, sekarang masih giliran senja berlembayung, tapi awan tak memberi nya waktu, jelaga merah di ufuk barat di telan sang gelap, hujan begitu deras, derap nya menghentak bumi kampus yang katanya hijau ini, aku terkadang termenung melihatnya, mengapa hujan begitu memilukan saat aku mengingat pertama kali aku melihat pendopo ini..

aku tak memiliki rekam masa lalu atau pun kisah cinta di pendopo ini, tapi entah kenapa begitu sesak saat aku tahu aku berdiri tepat di depannya, menatap erat ke arah pendopo perkasa yang sedang ramai orang berlalu lalang, aku mencoba berteduh pada sebuah rompok buatan untuk parkir kendaraan pengunjung expo kali ini, aku merenung, mencoba melihat basah bumi yang entah kenapa begitu membuat ku penasaran, kenapa lagi dengan rasa ini yang biasanya perkasa? kenapa aku begitu limbung sore ini, aku sudah mengisi perut ku, lalu apa ?? apa cinta lagi?? apa rindu lagi ??

aku terus mencoba mengacak acak benakku yang bergemuruh api legam, aku mencoba membongkar paksa pandora otak ku yang mulai tak bersahabat pada hatiku, dia menyiksa nya, apa apaan ini, kenapa anggota tubuhku mulai berani menyiksa anggota tubuhku yang lain ?? kenapa aku bahkan tak bisa membuat tubuhku dalam keadaan adil? terutama pada hati yang lemah dan pikiran yang perkasa.

lalu aku palingkan pandanganku pada taman lain di pendopo ini, yang sepi, yah mungkin karena hujan mendera, karena sebelumnya aku melihat banyak wanita yang bercekikik ria di sana, seolah masa depannya sudah terang benderang, seolah masa lalu tak mengganggunya, seolah tak ada target yang harus dikerjakannya, hemm, aku ingin seperti itu, tapi bukan gaya ku mungkin,
lalu aku mencoba berpuisi, dan aku menciptanya cepat, bersama dera hujan ini.

lihatlah senja yang ditelan gelap perlahan,
nestapanya bahkan belum sempat terurai, lara nya belum lagi kering..
hujan ini mengubur semuanya,
ia datang memberi siksa nyata pada senja yang meradang ..

aku lihat helai daun yang meliuk rendah bersama angin,
menghembus aroma rindu yang menyengat,
mendawai nyanyian pilu sang rindu..

gemericing hening sang waktu tak lampau lagi, limbung bersama air itu,
air hujan itu, yang mengalir ke dalam selokan di depannya..
mungkin seperti itu lah aku sekarang..
mengalir menuju laut kebebasan melalui sisi suramnya hidup.

yah, aku menemukannya, aku belum makan siang ternyata ^^


Pendopo USU
05 oktober 2012
Senja CSR EXPO

Terima Kasih, Sudah Berkenan Membaca

Jika Manfaat, mari bagikan ^^

Comments

    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment

Bagaimana Menurut mu? :)