Kenalin, Incredible Caryo


Mungkin sebagian dari kalian sudah pernah membaca buku mahakarya Dewi Lestari yang berjudul Perahu Kertas yang kemudian diangkat menjadi sebuah film dengan judul yang sama. Atau kalian mungkin sudah melakukan keduanya, membaca bukunya dan kemudian menonton filmnya. Saya sendiri sudah menonton filmnya dan sedang menyicil untuk membaca ebook-nya yang saya dapatkan secara gratis dari mbah google. Bukan bentuk pencurian karya. Semoga.

Dalam buku atau film tersebut (-selanjutnya saya pakai ‘buku’ saja, karena menulis ‘buku atau film’ untuk mengarahkan kepada sebuah karya adalah salah satu bentuk pemborosan pada tenaga jari saya untuk mengetik, hehe-), ada satu kendaraan yang sangat menarik perhatian kita. Kendaraan itu adalah Fiat kuning 124S, yang sangat kental dengan kata mogok. Dan anda yang sudah mengenal perahu kertas juga pasti tahu hal itu. Keunikan yang sengaja diangkat Dewi Lestari untuk menjadi bumbu keanehan Kugy si tokoh utama. Meski itu mobil milik pacar temannya kugy.

Nah, mungkin anda sering mengalami hal yang sedang saya alami saat ini. Mengalami kejadian yang mirip dengan sesuatu yang pernah kita baca atau kita tonton. Mungkin dalam analisa psikologi ini yang disebut dengan sugesti. Dan saya tersugesti untuk memberi nama kendaraan saya juga. Hehe. Ini bukan bentuk ngikut-ngikut ya, hanya sedikit meniru :D

Langsung saja ya, jadi saya punya sebuah sepeda motor yang (Alhamdulillah luar biasa) saya terima dari Allah melalui seseorang ketika saya kuliah di medan. Dan saya mendapatkannya secara gratis plus banyak tambahan yang membuat saya semakin gede rasa bahwa Allah itu sangat sayang pada saya. bayangkan dengan kondisi saya ribuan kilometer dari rumah dan keluarga saya. hidup disini sendiri dengan kenalan yang terbatas. Lalu Allah kirimkan ke dalam bilik-bilik kehidupan saya berdesak-desak orang-orang tak dikenal (unidentified person- :D) yang menyayangi saya tanpa saya tahu kenapa. Lalu berbuat sangat banyak untuk kemajuan kehidupan saya tanpa pamrih. Dan saat saya membutuhkan sesuatu selalu ada, termasuk ketika saya meminta sama Allah untuk diberikan sepeda motor yang saya tidak tahu harus dibeli dengan apa. Allah titipkan sepeda motor itu melalui sebuah keluarga yang sangat saya cintai, bahkan jika tidak memberi saya sepeda motor J

Mungkin untuk cerita lengkap kenapa saya mendapatkan dan bagaimana prosesinya kita skip aja ya, suatu waktu kalau saya rasa ahsan untuk menceritakannya disini, in shaa Allah akan saya tulis.

Kita kembali ke sepeda motor ya. Karena melihat proses dan tujuannya yang sangat luar biasa bagi saya, maka saya sangat menyayangi sepeda motor tersebut laiknya seorang sahabat. Saya hanya memakainya untuk agenda-agenda kebaikan, meminjamkannya hanya untuk kebaikan. Pernah ada yang meminjam untuk menjemput do’I nya tapi saya dengan tegas melarangnya. Karena saya merasa ini harus saya syukuri dengan menggunakannya sebagai kendaraan kebaikan. Dan semoga dengan itu, saya bisa transfer bayaran pahala ke dalam rekening pemberi yang sama sekali tidak saya kenal sebelumnya. Semoga juga bisa duduk berhadapan di dipan-dipan syurga-Nya J

Waduh mukodimahnya kepanjangan kayaknya. Langsung aja ke perkenalan ya..

Jadi ide untuk memperkenalkan ini datang ketika saya kembali ke Aceh Tamiang untuk melanjutkan agenda Kerja Praktek saya bersama dengan teman-teman yang lain di PT Pertamina EP Asset 1 Field Rantau. Saya berangkat dengan 2 orang sahabat lekat yaitu Andika dan Fadhlan (sebut saja begitu, ini nama sebenarnya bukan samaran). Kami berjanji bertemu untuk berangkat jam 2 siang. Dan tentu saja kami berangkat jam 3 siang. Dan dengan sedikit perdebatan ala persahabatan kami pun meluncur menuju aceh tanpa beban dengan 2 sepeda motor. Seolah perjalanan ini akan lancar begitu saja tanpa hambatan. Saya dan fadhlan menunggangi sepeda motor fadhlan yang bisa dikategorikan cukup besar. Dan sepeda motor saya ditunggangi oleh andika yang bisa dikategorikan juga cukup besar. Jadi ada 2 hal besar yang menyertai perjalanan kami. Sepeda motor fadhlan dan Andika.

Dalam perjalanan panjang, kita selalu belajar untuk mengontrol tenaga dan konsentrasi kita dan menjaganya dengan beristirahat secara teratur dalam setiap beberapa kilometer. Nah karena kami sangat menghormati aturan seperti itu, saya dan kedua teman memutuskan istirahat di sebuah masjid di daerah binjai ketika waktu menunjukkan tanda-tanda akan ashar. kemudian kami sholat ashar dan beristirahat sebentar di sana. Dan kejadian itupun terjadi..

“kenapa dik?” tanya saya ketika melihat andika senyum-senyum mencurigakan ke sembarang arah.

“liat ban depannya caryo” sambil memberi kode dengan bola mata yang mengarah ke ban depan sepeda motor saya yang sudah saya perkenalkan ke andika bahwa namanya caryo (nulisnya pake ‘c’, tapi dibaca Karyo)

“wah lagi-lagi” seloroh saya dengan mata agak sayu karena kurang tidur. Sebenarnya kejadian ini sudah pernah terjadi sewaktu kami pulang dari Aceh menuju medan. Saat itu hampir 2/3 perjalanan, ban depan caryo kempes dan harus ditambal.

Kemudian saya ambil alih kemudi caryo untuk mencari tempat tambal ban. Setelah melewati ritual tanya-tanya dan tunjuk-tunjuk serta dorong-dorong akhirnya kami pun menemukan tempat tambal ban yang sesuai dengan kocek kami. (seolah-olah ada tambal ban yang fasilitas plus-plus :D)

Kami menunggu sambil bersenda gurau menyongsong perjalanan panjang. Kami hiasi dengan joke-joke ringan agar menunggu tidak membosankan buat kami. Kami terus bercerita seolah-olah perjalanan kami akan lancar begitu saja tanpa ada halangan lagi. Tidak setelah caryo kempes ban depan. Dan kami tidak sadar perkiraan kami akan meleset.

Nah setelah sekian lama menunggu, caryo pun siap meluncur lagi. Ban depan sudah terlihat sehat dan badan caryo pun nampak prima. Maka untuk menghindari kejadian yang sama terjadi, saya kemudian mengambil kebijakan untuk mengambil alih caryo dalam perjalanan selanjutnya. Selain memberikan waktu istirahat kepada Andika untuk ikut bersama fadhlan. Meskipun pada prosesnya harapan saya meleset, Andika yang sudah terkenal dengan kebaikan hatinya ternyata yang malah mengendarai sepeda motor Fadhlan. Subhanallah.

Nah Perjalanan berlanjut, lalu apa yang terjadi kemudian?

Bersambung..

Terima Kasih, Sudah Berkenan Membaca

Jika Manfaat, mari bagikan ^^

Comments

2 comments:

  1. Assalamu'alaikum
    Semangat aja deh akhi ngeblognya, semoga karyanya bisa selalu di curahkan ke blog ini... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waalaikumussalam :)
      mohon bagi ilmu nya syeikh ..

      Delete

Bagaimana Menurut mu? :)