Tentang Ied Adha


Ied adha kali ini adalah ied adha ke-8 tahun saya merayakannya di luar kampung halaman saya. 5 tahun di bogor dan 3 tahun di medan. Sungguh sebuah prestasi seharusnya jika ada perlombaan menahan diri untuk berlama-lama tidak menikmati sate dan gulai di rumah sendiri. Apalagi ketika ied adha.

Tetapi bagi saya ini bukanlah tentang kisah sedih atau ratapan hati terhadap keadaan yang mengharuskan saya seperti ini. Semua Allah rangkai sebagai rencana-Nya yang keren sehingga selalu bertutur hikmah dari setiap inchinya. Maka yang menjadi keharusan bagi saya adalah menyadari setiap hikmah yang terkandung dalam setiap jenak kehidupan saya, termasuk di dalamnya tentang ied adha.

Sedikit bercerita, pada bulan juni lalu saya berkesempatan mengikuti pelatihan KNRP secara nasional di Jakarta Timur. Lalu saya mendapat cerita tentang ied adha di negeri suci nun merindukan: Palestina. Di sana, ied adha adalah hari raya paling ditunggu oleh ummat islam di sana, laiknya idul fitri di Indonesia. Jadi ketika ied adha tiba, maka berbondong-bondong orang Palestina pulang ke kampung halamannya dan berkumpul dengan keluarganya. Yang menarik adalah ketika salah satu pengurus KNRP menceritakan –ketika itu pihak KNRP sedang menyampaikan kurban ummat muslim indonesia untuk palestina- bahwa orang-orang palestina tidak mau menerima daging kurban sebelum yang memberikan daging tersebut menerima terlebih dahulu pemberian mereka. Subhanallah.

Kembali ke cerita saya. Setelah melewati tahun ke-8 ied adha saya di negeri orang, ternyata saya mendapati bahwa rangkaian ied adha ini membawa banyak sekali hal positif untuk kehidupan saya, terutama dalam hal sosial.

Pertama: saya jadi orang yang sangat mensyukuri setiap hal yang Allah anugerahkan kepada saya, karena ketika saya menjadi panitia kurban, ataupun menjadi penonton pembagian daging kurban. Saya dapat dengan seksama mengamati bahwa di luar sana banyak sekali orang yang sangat membutuhkan uluran tangan kita. Bukan dalam konteks melatih saudara kita ini untuk menjadi pengemis, tapi membangun kerangka dalam diri bahwa memberi itu haruslah menjadi sifat dasar kita, agar nantinya kita menjadi orang-orang yang terus berupaya memberi dengan meningkatkan kualitas keimana dan kualitas taraf kehidupan kita.

Kedua: saya menjadi anak yang terlibat secara langsung dalam kegiatan-kegiatan sosial ied adha. Coba bayangkan seandainya saya melewati setiap ied adha dengan keluarga saya, maka kemungkinan besar saya tidak akan pernah ikut mengkuliti ataupun mengangkat dan membagi-bagi daging. Karena pasti saya hanya akan duduk menunggu dan menonton. Lalu menghitung waktu untuk kemudian menyantap olahannya.

Ketiga: saya memiliki interaksi sosial yang lebih luas. Seandainya ied adha ini saya jalani di rumah. Saya tidak akan dapat bercengkerama denga petugas masjid. Atau dengan mantan aktivis mahasiswa yang kini menjadi dosen dan kebetulan menjadi partner saya dalam membagikan daging kurban. Atau diundang oleh pembantu dekan 3 fakultas teknik untuk bersantap di rumahnya sambil melewati senja yang agak basah.

Itu adalah tiga dari sekian banyak hikmah yang terkandung dalam tahun demi tahun saya menjalani ied adha di perantauan. Setidaknya itu adalah hikmah yang benar-benar tergambar untuk bisa disampaikan kepada khalayak umum. Maka sesungguhnya sebuah keadaan adalah akan menjadi sesuatu tergantung dengan konsep kita dalam bersyukur.

Yakinlah bahwa Tuhan di Arsy sana selalu memberikan rencana-rencana terbaik dari setiap rencana yang kita susun. Dan jadilah hamba-hamba Tuhan yang berjalan di muka bumi ini dengan kerendahan hati yang mendalam. Karena hanya dengan itulah kita bisa benar-benar menikmati saripati kehidupan hingga ke sumsumnya.

Dan hikmah terakhir yang paling menyentuh adalah rumah kontrakan saya mendapat lebih dari 10 bungkus daging kurban pada ied adha kami. Sehingga sampai tulisan ini saya angkat, jumlah olahannya masih belum habis. Sop sudah, lalu rendang sudah, dan terakhir tadi adalah sate.


Salam,
A Awwabin

Terima Kasih, Sudah Berkenan Membaca

Jika Manfaat, mari bagikan ^^

Comments

2 comments:

Bagaimana Menurut mu? :)