Kanvas Dalam Hijriah


“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui” (Yunus 5)

Lengkap sudah perilaku bar-bar musyrikin terhadap dakwah islam, lelaki dengan wajah santun dan senyum bak purnama ini memutuskan ber-hijrah ke Yatsrib, negeri antara Syams dan Yaman yang bersiap menyambutnya dengan dendang “Thala'al badru 'alaynaa Min Tsaniyyatil wadaaa”. Juga menyambut dengan penuh kasih kedatangan islam.

RasuluLlah mulia memutuskan menuju yatsrib pada malam hari saat pemuda-pemuda Quraisy terus mengepungnya dan bersiap menghabisi nyawa beliau. Saat itu-lah terkenang betapa Ali Ibn Thalib tanpa ragu menggantikan sosok mulia ini untuk tidur di ranjangnya. Dan peristiwa ini juga yang mengisahkan ke ajaiban gua tsur yang tertutup sarang laba-laba sehingga musuh terpedaya.

Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.
(Al anfaal 30)

Lalu terjadiah peristiwa hijrah RasuluLlah Muhammad untuk pertama kalinya, setelah itu kita ketahui bahwa kisah ini menghadirkan banyak lagi kisah-kisah yang menjulang agungnya menembus langit peradaban, lalu menjadi fragmen yang mengesankan. Kisah-kisah tersebut termaktub dalam kitab-kita siroh, jua dalam Agungnya tinta Al-Qur’an.

Jika diizinkan sedikit mengingat, yang paling menyentuh adalah ketika seorang anshar memberikan setengah hartanya, dan menikahkan 1 istrinya kepada seorang muhajirin yang baru dikenalnya dan kemudian dicintainya karena Allah. Ah sungguh, wajah-wajah mereka memendar cahaya keemasan. Lalu menjadi kisah yang mengabuti kolong langit, dengan putih menawan dan inspirasi.

***

Kini 1435 hijriyah itu telah tiba, dan akan siap membersamai kita dengan tapak detik setiap harinya. Ia datang sebagai selembar kain putih, ah biarlah kain putih kita 1434 yang telah berlumur keji-nya dosa kita selama setahun kita letakkan. Lalu ambil sajadah dan bertaubat sedalam penghambaan, semoga Allah hapus noda-noda itu lalu menguap menjadi Al-hikmah bagi diri nan sangat dhoif ini. Kita jadikan momen ini sebagai jalan perpisahan, antara seorang hamba dengan kebiasaan buruknya, antara seorang mahasiswa dengan surau malasnya, dan semoga perpisahan ini jua yang mengantarkan Syurga.

Datang kepada kita selembar yang baru, putih dan bersih. Ini akan menjadi kanvas karya kita selama setahun ke depan. Mari kita tempelkan lembar itu pada tembok kamar keseharian kita, lalu siapkan kuas terbaik, dan juga cat amal terbaik. Sehingga yang akan kita lukis saat ini adalah karya-karya besar dengan segala warna-warni keindahannya. Kita akan isi keseharian kita dengan kerja-kerja hebat, tanpa bermalas, tanpa bersia-sia dan jua tanpa maksiat.

"Shibghah (celupan) Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah". (Al Baqarah 138)

Lalu jadikan Maha Pengampun Allah sebagai penghapus kala kita salah meng-kuas kanvas kita. Hapus dia di sepertiga malam kita, hapus dia dengan sedekah kita, dan hapus dia dengan itsar kita. Ah mungkin akan lebih banyak kesalahan meng-kuas daripada paduan warna yang menawan. Biarlah, kita punya penghapus yang akan senantiasa kita miliki. Akankah pasti terhapus? Belum tentu, tetapi Sang Pencipta adalah Maha Pengampun, jua Maha Penyayang. Bukankah jika kita mendekat maka Allah akan mendekat melebihi kita? Sepertinya tak ada yang lebih baik daripada mendekatkan diri.

Lalu jika kau berkesempatan melihat karyamu di tengah nanti, nikmatilah paduan warnanya yang melambang pelangi, hilangkanlah nodanya dan buatlah bingkainya. Dan kelak di akhir lembar ini kau akan menikmati sebuah lukisan prestasi yang memukau, lukisan ibadah yang konsisten, juga lukisan amalan yang berdampak besar bagi umat. Biarlah kita menyusun, melukis sambil bersenandung Ayat Suci, lalu menghafalnya sambil terus mengkuas sang kanvas, sehingga bertambahlah hafalan kita yang akan meletakkan mahkota cahaya dan jubah cahaya kepada kedua orang tua kita. Ah indahnya mendekat pada Sang Maha Cinta, semuanya terlihat begitu menawan. Bahkan laiknya Zulaikha yang tak lagi menginginkan Yusuf karena telah ada Allah yang jauh lebih dia cintai. Tak terbayang betapa ia buat mencintai kala ia belum berhijrah, dan setelah berhijrah, dia tahu semua yang tampak di dunia tak ada apa-apanya dibanding keindahan Sang Kahliq.

Mari kita bentangkan sejadah merah maroon kita, lalu bersimpuh penuh cinta. Angkat tangan dan berbisiklah kepada sang khaliq, semoga dikaruniakan-Nya kepada kita bentangan hari penuh manfaat, bentangan malam penuh tafakur, dan jaub dari kesia-siaan. Juga Allah berikan kita kenikmatan mencintai singsing fajar dengan lantunan suci, jua tenggelamnya mentari di barat dengan pertaubatan dan kemaafan.


Sepenuh cinta, sedalam samudera
Bersama kenangan 1434 dan bersama cinta baru 1435.
Abi Awwabin

Terima Kasih, Sudah Berkenan Membaca

Jika Manfaat, mari bagikan ^^

Comments

    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment

Bagaimana Menurut mu? :)